Assalamualaikum ikhwah dan akhawat sekalian,
Solat merupakan tali pengikat ruhani yang sangat kuat antara seorang hamba dengan Penciptanya. Hubungan yang melambangkan ketundukan seorang hamba di hadapan Tuhannya dan keagungan Al Khaliq di hadapan hambaNya.
Solat dengan begitu jelas menggambarkan kekerdilan seorang hamba dan kebesaran Allah swt di mana ianya adalah wasilah munajat mendekatkan diri kepada Allah swt.
Solat adalah tangga ruh dan kalbu orang-orang yang merindui Allah di mana dengan solatlah :
- Mereka menghiasi malam di mihrab-mihrab mahabbah dan zhauq sambil menikmati nikmat dari Tuhannya yang sedang membuka tirai-tirai langit bagi orang-orang yang sedang beristighfar dan munajat.
- Mereka berdoa pada Tuhannya dengan linangan air mata penuh harapan dan cemas. Hati mereka terasa hangat tatkala munajat mereka panjatkan di relung-relung malam yang sunyi.
- Mereka menyingkap awan dan bintang gemerlapan dengan alunan panjang tasbih dan tahmid kepada Tuhan.
- Mereka getarkan pintu-pintu langit melalui munajat cinta yang sentiasa bergelora di titian malam yang indah.
- Solat adalah tiang agama dan penyangga rusuk-rusuk dan organ-organ agama yang lain.
Jika tiang utama lemah atau hancur maka :
- Kelumpuhan akan segera berlaku kepada organ-organ yang lain.
- Kehidupan agama tidak boleh diharapkan untuk bergerak kembali.
- Keletihan jiwa akan merasuk.
- Kerapuhan ruhani akan menjadi sebuah wabak penyakit.
KEKUATAN SOLAT
Solat sangat mampu :
- Memberi pengaruh pada pembentukan akhlak dan perilaku seseorang.
- Menjadi imunisasi paling bagus buat pelakunya untuk menjauhkan diri dari semua sifat keji dan kejahatan.
- Menjadi ubat paling mujarab yang menenangkan jiwa para pelakunya.
- Mencegah pelakunya untuk tidak terjebak dalam kerakusan dan ketamakan.
- Menjaga pelakunya untuk sentiasa bersikap rendah diri dan tawadhu' di hadapan sesiapa sahaja.
- Menaikkan harga diri pelakunya di hadapan sesiapapun yang menyombongkan diri di hadapan Allah swt.
Solat adalah :
- Munajat dan doa.
- Taubat dan inabah.
- Tasbih dan istighfar.
- Tahmid dan takbir serta tahlil.
Semua itu terangkum dalam sebuah untaian proses indah bagi mencapai nikmat pertemuan dengan Kekasih.
Solat menjadi pengkalan seorang hamba dalam perjalanan hidupnya untuk bersuka-ria sejenak bersama dengan Tuhannya.
Dalam solatlah mereka merasakan kenikmatan ruhani dan jiwa yang sangat sensasi. Bahkan ada yang mengatakan :
“Andaikata penduduk bumi tahu kenikmatan yang kami rasakan ketika kami solat, pastilah mereka akan memenggal kepala kami dengan pedang-pedang yang tajam.”
Dalam solat, kita :
- MenyucikanNya.
- Bermunajat dengan firman-firmanNya.
- Ruku' dan sujud kepadaNya.
- Renungi kembali asal penciptaan kita yang berasal dari tanah dan unsur-unsur alam yang ada.
Dari bahan tersebut, Dia melengkapi kita dengan kemahuan dan kekuatan sehingga kita mampu :
- Menyucikan.
- Menjunjung.
- Menahan tuntutan fizikal dan syahwat.
- Meluruskan perasaan.
- Menggelorakan kecenderungan bagi menegakkan kesucian.
- Berusaha melawan penyimpangan-penyimpangan yang mengarah kepada kekejian dan kejahatan.
Solat merupakan wasilah dalam :
- Mendidik jiwa.
- Memperbaharui semangat.
- Menyucikan akhlak.
- Menguatkan pengendalian diri.
- Menghibur duka lara.
- Menyejukkan jiwa.
- Mengamankan dari rasa takut dan cemas.
- Menghancurkan kelemahan.
- Menjadi senjata yang ampuh bagi mereka yang merasa keterasingan.
- Membersihkan jiwa dari sifat-sifat buruk.
- Menyingkirkan dunia dari hati pelakunya dan akan meletakkannya di tapak tangannya.
- Mencari dunia untuk dikendalikan dan bukan dunia yang mengendalikan dirinya.
Solat adalah kebun ibadah yang di dalamnya penuh dengan segala yang menyenangkan dan menggembirakan. Ada takbir, ada ruku', ada berdiri, ada sujud, ada duduk dan tahiyyat yang di dalamnya penuh dengan munajat. Ia adalah cahaya yang ada di dalam hati seorang mukmin dan nur yang akan memberikan penerangan di kala mereka dikumpulkan di padang mahsyar sebagaimana sabda Rasulullah saw :
"Solat itu adalah cahaya." (HR Muslim)
Dengan solat kita meminta pertolongan kepada Allah dengan segala kerendahan jiwa yang di jelmakan melalui ruku' dan sujud, yang terakam dalam semarak doa dan munajat.
SOLAT ADALAH PERISAI
Solat yang benar akan sentiasa mampu menjadi perisai dari maksiat-maksiat yang mungkin akan menenggelamkan ruhani kita dan merobohkan tiang keimanan kita serta mematikan potensi keihsanan kita :
"Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, iaitu Al Kitab (Al Qur'an) dan dirikanlah solat. Sesungguhnya solat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingati Allah (solat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadah-ibadah yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan." (QS Al-Ankabuut : 45)
"Barangsiapa yang menjaga solatnya, maka solat itu menjadi cahaya dan keterangan (bukti) serta penyelamat baginya di hari kiamat." (HR Ahmad, Ibnu Hibban dan Thabrani)
Keutamaan dan kepentingan solat telah menjadi sedemikian jelas bagi setiap Muslim.
Meskipun begitu, kita belum juga dapat merasakan makna-makna yang mendalam ini dan kita pun tetap menganggap solat sebagai sesuatu yang berat untuk dilaksanakan.
Kita memang sebenarnya layak merasai hal ini dan alasan tersebutpun boleh diterima kerana
Allah swt telah berfirman :
"Jadikanlah sabar dan solat sebagai penolongmu. dan Sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu’." (QS Al Baqarah : 45)
MENGAPA SOLAT TERASA BERAT
Ya, kita sebenarnya belum melaksanakan solat secara khusyu’ sehingga solat pun terasa :
- Berat.
- Sukar.
- Menjadi bebanan.
Solat akan terasa berat jika kekhusyu'an kita berkurang, ia akan terasa seperti bebanan jika kita tidak merindukan pertemuan dengan Yang Maha Pengasih. Sebaliknya solat akan terasa nikmat bagi orang-orang yang khusyu' dan yang menjadikan solat sebagai tangga menuju pertemuan dengan Al Khalik.
Oleh yang demikian, kekhusyu’an menjadi tema utama dalam permasalahan solat. Tanpa kekhusyu’an, kita akan merasakan solat sebagai beban berat yang tidak berpengaruh dan mungkin hanya merupakan gerakan-gerakan mekanikal semata-mata.
Merebaknya kejahatan di tengah-tengah masyarakat kita berupa penyimpangan, kekejian kekotoran-kekotoran ruhani berkemungkinan berlaku kerana solat kita tidak lagi memiliki nilai-nilai ilahiyahnya.
Solat yang kita laksanakan berkemungkinan hanya :
- Berupa rangka-rangka dan gerakan yang kosong dari kesedaran ruhani.
- Umpama mayat tanpa ruh dan solat itu telah mati di saat kita melakukannya.
SEBAB DAN AKIBAT SOLAT YANG TIDAK KHUSYU’
Salah satu perkara yang merintangi seseorang menuju kekhusyu’an dalam solat adalah banyaknya pergerakan badan di samping sikap lalai dalam solat.
Kita mungkin pernah melihat ada orang-orang yang melakukan perkara-perkara yang aneh dalam solat.
Berikut adalah beberapa contoh :
- Seseorang yang mengerjakan solat dengan sedemikian cepat seolah-olah ianya sebuah senaman aerobik.
- Seseorang yang solat di samping televisyen yang terbuka.
- Seseorang yang solat namun matanya berputar mengamati kecantikan-kecantikan dalam masjid dan orang-orang yang ada di dalamnya.
- Seseorang yang solat dan ketika solat ia sengaja mengangkat suara agar anaknya diam.
- Seseorang yang solat dan gerakannya lebih cepat dari patukan ayam jantan di mana ia melakukan sujud namun hujung kepalanya hampir tidak menyentuh lantai.
Ini merupakan contoh-contoh solat yang tidak sepatutnya diteladani dan apakah kita mengira bahwa Allah swt akan mengabulkan solat-solat semacam itu?
Dalam sebuah hadits, Rasulullah saw bersabda kepada seorang laki-laki yang mengerjakan solat dengan cepat dan tanpa ‘thuma'ninah’ :
"Pergilah untuk melakukan solat kerana engkau belum mengerjakannya." (HR Bukhari)
Nabi saw pernah ditanya tentang perbuatan menoleh-noleh ketika solat, maka beliau pun bersabda ;
"Itu merupakan curian yang dilakukan syaitan terhadap solat seorang hamba." (HR Bukhari)
“Sungguh, seburuk-buruk manusia adalah orang yang berusaha mencuri bahagian solatnya.
Ditanyakan, "Bagaimanakah perkara itu boleh berlaku, ya Rasulullah?"
Baginda menjawab :
"Ia tidak menyempurnakan ruku’ dan sujudnya." (HR Ahmad)
Rasulullah saw bersabda :
"Sesungguhnya Allah akan menyambut seorang hamba dalam solatnya sepanjang ia tidak berpaling. Maka jika hamba itu memalingkan muka, Allah pun berpaling darinya." (HR Abu Dawud dan An Nasai’e).
Demi Allah, tidakkah kita merasa malu?
Apakah Allah swt melihat kita tetapi kita justeru melihat ke arah yang lain?
JADIKAN SOLAT SEBAGAI ISTIREHAT KITA
Inilah Rasulullah saw bersama solat.
Perhatikanlah tatkala baginda mengatakan :
"Wahai Bilal, dirikanlah solat (iqamatlah)! Istirehatkanlah kami dengannya." (HR Abu Dawud dan disahihkan oleh Al Albani)
Bandingkan dengan keadaan kita ketika ini dan boleh jadi sebahagian manusia justeru akan mengatakan :
"Istirehatkanlah kami dari solat, wahai Bilal."
Demi Allah, orang yang mampu mengecapi rasa ini hanyalah orang-orang yang khusyu’ dan adapun orang-orang yang selain mereka justeru akan merasa letih.
Perhatikan bagaimana Rasulullah saw mengatakan :
"Dan puncak kebahagiaanku dijadikan terletak dalam solat." (HR Ahmad)
Solat adalah kebahagiaan baginda dan keinginannya. Pandangan baginda tidak akan dipenuhi apa-apa selain solat sementara pandangan kita telah terjejas oleh banyak perkara seperti :
- Isteri.
- Rumah tangga.
- Pekerjaan.
- Harta benda.
- Televisyen.
Pernahkah walaupun sekali kita merasakan puncak kebahagiaan kita terletak pada dua rakaat yang kita kerjakan di tengah malam yang gelap di mana kita menegakkan kaki di hadapan Allah swt dengan penuh khusyuk dan hiba?
Para sahabat mengatakan :
"Apabila Rasulullah saw ditimpa suatu persoalan atau mengharapkan sesuatu perkara, beliau bergegas melaksanakan solat." (HR Ahmad)
Itulah, sungguh aneh keadaan kita!
Jika kita ditimpa persoalan, kita segera berlari mencari yang lain dan bukannya solat!
ANTARA MABUK DAN LALAI DALAM SOLAT
Allah swt berfirman :
”Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu solat sedang kamu dalam keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan." (QS An-Nisa' : 43)
Subhanallah! Ada ramai orang yang tidak dalam keadaan mabuk namun keadaan mereka ketika solat tidak berbeza dengan orang-orang yang mabuk. Mereka sama sekali tidak mengerti apa yang mereka ucapkan ketika solat.
Tanyakan pada diri kita masing-masing, berapakah solat yang kita lakukan dalam keadaan yang lebih buruk dari orang-orang yang tengah mabuk?
Sukakah kita menjadi orang yang lalai, sementara kita berdiri di hadapan Allah?
CONTOH TAULADAN DARI SALAF
Abu Thalhah pernah solat di kebunnya. Kemudian di tengah-tengah solat beliau melihat seekor burung terbang keluar dari kebun. Kedua mata beliau pun terpaku melihat burung itu sehingga beliau lupa berapa rakaat yang telah beliau kerjakan. Akhirnya, kerana kelalaian itu, beliau pergi menghadap Rasulullah saw sambil menangis dan berkata :
"Wahai Rasulullah, saya telah disibukkan oleh seekor burung ketika solat di kebun sehingga saya lupa berapa rakaatkah yang telah saya lakukan ketika solat..."
Baginda pun berkata :
"Sekarang, biarlah kebun itu menjadi sedekah di jalan Allah. Gunakanlah kebun itu untuk apa sahaja seperti yang kamu inginkan, barangkali dengan ini, Allah akan mengampuni kamu."
Sungguh, seorang mukmin sejati akan melihat dosanya seperti sebuah gunung yang besar yang ingin menimpanya.
Sepatutnya kita menangis sekuat-kuatnya di atas keadaan kita selama ini. Ratusan hari, bahkan bertahun-tahun, kita solat dalam keadaan lalai, namun kita sentiasa menghiburkan diri kita dengan berkata, "Rasulullah saw pun pernah lupa jumlah rakaat solatnya."
Perhatikan pula keadaan Ali bin Abi Thalib ra ketika hendak melaksanakan solat. Selepas berwudhu’, beliau biasanya gementar dan ketika ditanya sebabnya, beliau mengatakan :
"Sekarang aku sedang memikul amanah yang pernah ditawarkan kepada langit dan bumi serta gunung, tapi mereka semua menolaknya. Namun aku kemudian maju dan bersedia menerima amanah tersebut."
CARILAH HATI KITA
Imam Al Ghazali rahimahullah berkata :
"Carilah hatimu di tiga tempat :
PERTAMA, ketika membaca Al Qur'an.
KEDUA, ketika solat.
KETIGA, ketika mengingati kematian.
Jika di tiga tempat tersebut engkau belum menemui hatimu, maka mohonlah kepada Allah untuk memberimu hati, kerana engkau sedang dalam keadaan tidak memilikinya.”
Memang sesuatu yang ironik jika peringatan secara rutin peristiwa Isra' Mi'raj pada setiap tahun tidak melahirkan solat khusyu' yang mampu menggetarkan hati nurani dan menembus hingga ke langit. Solat yang kosong dari kekhusyu'an dan tiada kerendahan hati akan melahirkan kekosongan-kekosongan baru yang tiada henti.
Maka, sudah sampai masanya kita jadikan solat sebagai sumber cahaya yang akan menerangi perjalanan kita menuju Allah Yang Maha Kuasa.
Dengan solat, jiwa kita akan menjadi tenang, sejuk dan segar kerana dalam solat, aliran ketenangan dari langit terus mengalir tanpa henti.
Ya Allah, jadikanlah solat kami sebagai tempat hati kami berehat dan menikmati hubungan yang terus dan intim denganMu sehingga tiada lagi ketenangan, tiada lagi kerehatan, tiada lagi kenikmatan melainkan apabila kami telah memasuki wilayah solat yang akan membawa kami menyusuri satu ruangan yang luas tidak bertepi sambil mengetuk pintu-pintu rahmat dan keampunanMu.
Ameen Ya Rabbal Alameen
WAS