Monday, December 27, 2010

Qanaah

SEMAIKAN SIFAT QANAAH


Qanaah wallpaper : Click and download! :D

Dari Abdullah bin Amru bin ‘Ash r.a katanya, Rasulullah s.a.w bersabda:


"Sungguh amat beruntunglah orang yang Islam (berserah diri) dan merasa cukup dengan apa yang direzekikan Allah serta berpada dengan apa yang diberikan-Nya.” 
riwayat at-Tabrani

Qanaah ialah sifat puas hati atau redha dengan segala nikmat kurniaan Allah. Kita perlu merasa cukup dengan segala nikmat yang Allah anugerahkan kepada kita:
  • Nikmat Islam dan Iman
  • Nikmat harta kekayaan
  • Nikmat ilmu pengetahuan
  • Nikmat kefahaman dalam menuntut ilmu
  • Nikmat kelapangan masa
  • Nikmat tubuh badan yang sihat dan sempurna
  • Nikmat mempunyai keluarga
  • Nikmat pancaindera
  • Dan nikmat-nikmat lain yang infiniti....tidak habis-habis untuk kita menghitung nikmat Allah kepada kita hingga ke hari ini. 

“Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan mampu menghitungnya. Sungguh, Allah benar-benar Maha Pengampun, Maha Penyayang ” (QS. An Nahl: 18)

Qanaah itu mengandungi 5 elemen:
  1. Menerima dengan rela akan apa yang ada pada dirinya.
  2. Memohon kepada Allah untuk menambah rezekinya dan berusaha
  3. Menerima dengan sabar ketentuan Allah
  4. Bertawakal kepada Allah
  5. Tidak tertarik dengan tipu daya dunia

Rasulullah SAW bersabda:

“Jadilah kamu seorang yang wara’ nescaya kamu akan menjadi sebaik-baik hamba Allah, jadilah kamu seorang yang Qana’ah nanti kamu akan menjadi orang yang paling bersyukur kepada Allah, sedikitkanlah tertawa kerana banyak tertawa itu mematikan hati”.
(hadis riwayat Al-Baihaqi).

Dari Suhaib r.a, bahwa Rasulullah SAW. bersabda, “Sungguh menakjubkan perkaranya orang yang beriman, karena segala urusannya adalah baik baginya. Dan hal yang demikian itu tidak akan terdapat kecuali hanya pada orang mukmin; yaitu jika ia mendapatkan kebahagiaan, ia bersyukur, karena (ia mengetahui) bahwa hal tersebut merupakan yang terbaik untuknya. Dan jika ia tertimpa musibah, ia bersabar, karena (ia mengetahui) bahwa hal tersebut merupakan hal terbaik bagi dirinya”
(HR. Muslim)


Jangan sampai kita melampaui batasan agama untuk mencapai apa yang diidamkan. Biar harta yang sedikit kita miliki tetapi dengan cara yang halal, tidak mengapa keputusan peperiksaan tidak cemerlang tetapi atas usaha sendiri tanpa menipu, tidak mengapa memiliki rupa paras yang kurang menarik tetapi berhati baik dan tahu bersyukur. Subhanallah. Sikap bersederhana begini yang perlu ada dalam diri.

Namun konsep Qanaah ini tidak harus disalah tafsir dengan menjadi seorang yang pemalas. Merasa cukup dengan apa yang ada tidak bermaksud kita boleh berada di takuk yang lama tanpa berusaha. Islam melarang keras umatnya yang tidak berusaha untuk memperbaiki diri.

Qanaah harus menjadi bentang diri daripada sikap yang berlebih-lebihan, rakus mengejar harta dunia atau menjadikan seseorang itu kikir dengan harta yang dia miliki. Sekaligus menjauhkan diri dari sikap kurang berpuas hati dan bersangka buruk terhadap Allah.

Kesimpulan: Marilah sama-sama berusaha menyemai sifat Qanaah dalam diri agar sentiasa menjadi hamba yang bersyukur, insyaAllah.



Thursday, December 23, 2010

Perkongsian MD 2 : Bekal Seorang Daie

PERKONGSIAN 2
MUKHAYYAM DAKHILI (MD)
SURAU ANSAR
11-12 DISEMBER 2010

Assalamualaikum... Sebelum ana terlupa perkongsian MD da berminggu-minggu lepas, lebih baik ana kongsi cepat2... Ini pun da banyak missing in action.. haish... Afwan ye sahabat2... 


ingat lagi 10 muwosoffat tarbiyah?? (^^)

IBADAH

Sebagai seorang daie, adalah penting bagi kita utk mem-polish ibadah kita. Jangan sekali-kali kita rasakan, disabitkan kita ne berada pada jalan dakwah, mengajak pada yg baik dan mencegah pada yg mungkar, kita sudah dikira safe, merit minimum la kononnya. TIDAK! Sebagai daie, lagi-lagi la penting ibadah kita semantop apa yg kita war-warkan, atau kalau kita tak war-warkan pun still kena mantop jugak. Ibadah disini fokusnya adalah ibadah sunat, sbb kalau kalau dah nama wajib tu mmg wajib la kan.

Mengapa?

Kita adalah contoh bagi mad’u-mad’u kita. Jika kita gagal membuat lebih dari segi ibadah berbanding mereka, apa pendapat antum? Bukan ke itu sesuatu yg memalukan?

Ibadah juga adalah “bekal” kita. Dari Abu Hurairah r.a, Rasulullah s.a.w pernah bersabda

“tidaklah seorang hamba mendekatkan diri kepada-Ku lebih utama daripada ibadah yang Ku-wajibkan kepadanya. Dan hambaKu sentiasa mendekatkan diri kepadaKu dgn amalan sunnah hingga Aku mencintainya. Jika Aku mencintainya, maka Aku menjadi pendengarannya yang melaluinya ia bisa mendengar, menjadi penglihatannya yang dengannya ia bisa melihat, menjadi tangannya yang dengannya ia bisa memukul, dan menjadi kakinya yang melaluinya ia bisa melangkah. Jika ia meminta kepada-Ku niscaya Ku-beri dan jika ia meminta perlindungan kepada-Ku, nescaya Ku-lindungi”
(HR Bukhari)

Dari sini kita simpulkan, ibadat sunat itu seolah-olah “bekal” yang kita bawa supaya kita mampu berdakwah dengan baik, iaitu dengan mendapat bantuan penuh dari Allah. Kita ingin, kalau boleh setiap apa yang kita terima dan kita lakukan adalah hikmah dari Allah dan petunjuk dariNya agar kita bukan saja mampu memberi yg terbaik pada yg lain, juga menerima yg terbaik dari surroundings kita. Kita ingin menjadi orang yang banyak mengingati Allah dan sentiasa mengharapkan pertolongan dariNya.

Dikongsikan sebuah cerita, tentang seorang ikhwah dan akhawat (yg sudah pastinya memang well establish sudah berada pada jalan dakwah). Ditakdirkan mereka diuji dan syaitan telah memperdayakan mereka hinggakan mereka terjebak dengan zina (nauzubillah…), sedangkan mereka adalah orang-orang yg kita fikir mampu menjaga diri, bukan? apa yang lebih menyedihkan adalah ikhwah tersebut menemui ajalnya in a car crash dalam perjalanan pulang mereka, dan akhawat tersebut disahkan mengandung. Nauzubillah…

Maka adakah kita sangka kita sudah terselamat dari musibah dengan apa yang ada pada kita sekarang? Cukupkah perisai ibadah kita utk kita mendapat perlindungan optima dari Allah dalam menjalani jalan yang penuh dengan ujian ini? Bersihkanlah diri kita dengan meperbaiki dan memperitngkatkan ibadah kita.

ILMU

“don’t compartmentalize your knowledge” masih terngiang-ngiang suara Makcik Ariza… itulah main essence kepada talk beliau. Untuk pengetahuan antum, makcik Ariza ne walaupun seorang doktor, beliau mahir juga dalam bidang astronomi, mungkin lepas ni boleh jadi astronaut Malaysia kedua… huhu…

Apa yang ingin disampaikan adalah pentingnya kita menjadi orang yang TAHU berbanding mereka yang TIDAK TAHU. Dan kita ne, sebagai daie, perlulah mempunyai pengetahuan yang luas, bukan sekadar ilmu yg kita pelajari sahaja (sebagai contoh, medic sahaja), tapi kita perlu expand lagi knowledge itu. Itulah yang dikatakan dgn compartmentalize ilmu, kita tak boleh merasakan certain ilmu tu utk certain people we don’t need to know about it. sepatutnya (sepatutnya la) kita perlu mengambil peluang, dimana saja utk kita terus menambah ilmu kita. Ilmu ini juga “bekal” kita dalam kita menyampaikan dakwah kita. Tapia pa yang terjadi pada kita budak medic ne (termasuk ana sendiri) selalu fikir, “benda dlm medic ne pun tak habis master lagi nak sibuk dgn benda lain…”. Tapi bila fikir balik, bilalah ilmu medic kita betul2 boleh master? Sedangkan orang yg da ada master pun masih lagi belajar kan? So apa salahnya we expand the universe in our brain and acquire other skills and knowledge.


“Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui? Sesungguhnya orang-orang yang dapat mengambil pelajaran dan peringatan hanyalah orang-orang yang berakal sempurna.”
(Surah az Zumar : Ayat 9)

“bintang yang paling cerah dilangit itupun, cahaya yang kita nampak hari ini, sebenarnya mengambil masa 8 tahun untuk reach the earth… bayangkan betapa besarnya galaksi kita ne sebenarnya! Jadi ada beza tak orang yang tahu dengan orang yang tidak mengetahui??”

Biarlah melekat soalan itu diminda kita, kerana memang ada bezanya mereka yang tahu dan mereka yang tidak mengetahui. Kalau boleh, biarlah hujah kita dalam dakwah kita ne, sesaintifik yang mungkin, barulah orang nak dengar. (ne da macam sambungan perkongsian PERINTIS ne)

Ditambah lagi, kita di bidang medic ini perlulah merasa bertuah lah sangat2 memandangkan ilmu yang kita perolehi ini cukup berguna dalam bidang dakwah  sebab  kita sendiri belajar tentang manusia. Apa lagi yang dapat menarik perhatian seorang manusia itu berbanding apa yang ada pada diri mereka sendiri? Maka janganlah kita disregard apa sahaja ilmu yang kita belajar in medic school ini dan try to make it a practive utk sentiasa kaitkan ilmu yang kita pelajari dengan apa yang kita pelajari dalam islam. Maka amatlah penting kita menjadi antara orang yang paling rajin dan paling berusaha dikalangan pelajar yang lain.

POTENSI DIRI (AMAL)

“potensi diri kita adalah asset kita untuk jalan dakwah ni dan potensi kita juga merupakan amanah yang Allah beri pada kita supaya kita guna bagi manfaat orang lain, bukan untuk kita simpan sorang-sorang je” kata-kata semangat dari Ukti Izzah

Kita perlu kenal apa potensi diri kita. Fikir dalam-dalam apa kebolehan kita. Bila kita dapat kenal pasti maka polish la kebolehan itu, dan gunakan ia sebaiknya pada jalan dakwah. Kalau kita mampu berkata-kata maka sebarkan dakwah kita melalui lisan, kalau kita mampu menulis, maka tulislah artikel-artikel yang bombastik, kalau kita mampu melukis, maka buatlah karya yang indah-indah, semuanya kita cuba manfaatkan sebaiknya. Kita semua mungkin berbeza dari segi potensi oleh itu kita memang saling memerlukan antara satu sama lain. Jadi tanya diri kita sekarang, apa kebolehan kita? Adakah kita telah menggungakannya kearah kebaikan? Di mana boleh kita gunakan kebolehan itu di jalan dakwah? Apa yang perlu dilakukan supaya bakat kita dapat digunakan sebaiknya? Kenali potensi anda dan gunakan ia sebaiknya!

Soleh tapi tak berdaya guna??

Apa yang dimaksudkan denga soleh, tapi tak berdaya guna? Inilah orang-orang yang potensi diri da ada, tapi tidak menggunakan kea rah kebaikan, simpan je sorang-sorang. Janganlah kita rasakan, memang diri ni takde apa untuk diberi pada orang lain, tidak! Pasti ada! Allah telah memberikan kita mulut bukan, sebarkan, Allah memberi kita tangan, gunakan, Allah beri kita kaki, kita jalankan(eh eh?), Allah dah beri kita akal, unless ada yang MR tu ana takleh nak cakap pape la kan… Maka janganlah sekali-kali kita rasakan kita ni tiada guna di dunia ini… itu semua alasan dan hasutan dari syaitan yang tak ingin kiranya potensi diri kita dimanfaatkan kepada orang ramai. Jangan malu, jangan segan, kita bukanlah ingin menunjuk, tetapi kita ingin menyebarkan kebaikan.

Dan janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan di antara kamu bersumpah bahwa mereka (tidak) akan memberi (bantuan) kepada kaum kerabat(nya), orang-orang yang miskin dan orang-orang yang berhijrah pada jalan Allah, dan hendaklah mereka mema'afkan dan berlapang dada.Apakah kamu tidak ingin Allah mengampunimu ?Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (QS. an-Nur:22)

secara konklusinya...

oleh itu marilah kita tingkatkan ibadah kita, mantapkan akhlak, luaskan ilmu dan kenali potensi diri dalam beramal!

 “Manusia yang paling dicintai Allah adalah yang paling bermanfaat”

Saturday, December 18, 2010

Pergaulan Bebas vs Baitul Muslim


Adapted from alwancomics.com

KHUTBAH JUMAAT MINGGU 5

Sebelum memulakan entry mengenai khutbah jumaat minggu ini, JK Dakwah dan Media memohon maaf atas ketiadaan khutbah jumaat minggu keempat. Secara umum, khutbah jumaat minggu lepas menyentuh isu “Hijrah” yang kebanyakan daripada isi kandungan khutbah tersebut telah dikongsikan dalam entry mengenai hijrah sebelum ini (Salam Ma'al Hijrah 1432H).


Khutbah minggu ini pula menyentuh mengenai gejala pergaulan bebas di negara kita serta sedikit perkongsian mengenai “Baitul Muslim”. Mari ikuti kupasan isi kandungan khutbah jumaat minggu ini…

Tempat: Surau Ibnu Sina PPUKM
Tarikh: 17 Disember 2010
Tajuk: Pergaulan Bebas

Pathophysiology of "buang bayi"

Salah Siapa?
Teori di atas tidak boleh disangkal lagi. Pergaulan bebas antara lelaki dan perempuan merupakan punca kepada gejala zina dan buang bayi yang semakin membimbangkan di negara kita. Salahkanlah ibu bapa, sistem pendidikan negara, rakan sebaya ataupun media. Semuanya berbalik kepada individu itu sendiri. Allah mengurniakan akal untuk membezakan yang baik dan buruk. Kenapa tidak mahu gunakan?

Zina + Buang Bayi = ???
Gejala zina dan buang bayi dilarang bukan hanya oleh agama Islam, bahkan dalam agama lain. Buang bayi hanyalah salah satu akibat daripada zina. Banyak lagi akibat yang lebih buruk yang bakal menimpa “sang pelaku”. Di dunia, Allah boleh berikan balasan seperti zuriat yang tidak sempurna, penyakit kelamin dan sebagainya. Jika terlepas di dunia pun, di akhirat pasti tidak terlepas! Lupakah akan api neraka yang panasnya 70 kali lebih panas berbanding api di dunia? Islam turut mengenakan hukuman yang berat kepada “sang pelaku” tersebut. Ini menunjukkan betapa kerasnya Allah melarang perbuatan ini. Seperti firman Allah dalam Surah An-Nur (24: 2)


Maksudnya: Perempuan yang berzina dan lelaki yang berzina, hendaklah kamu sebat tiap-tiap seorang dari keduanya seratus kali sebat; dan janganlah kamu dipengaruhi oleh perasaan belas kasihan terhadap keduanya dalam menjalankan hukum ugama Allah, jika benar kamu beriman kepada Allah dan hari akhirat; dan hendaklah disaksikan hukuman seksa yang dikenakan kepada mereka itu oleh sekumpulan dari orang-orang yang beriman.

Mendekati Zina
Zina sudah terang-terangan merupakan satu perbuatan terkutuk dalam Islam. Di samping itu, Allah turut melarang ummat Islam daripada MENDEKATI zina. Bukan sekadar zina, bahkan perbuatan-perbuatan yang boleh mendekatkan manusia kepada zina turut dilarang. Allah berfirman dalam Surah Al-Isra’ (17: 32)


Maksudnya: Dan janganlah kamu menghampiri zina, sesungguhnya zina itu adalah satu perbuatan yang keji dan satu jalan yang jahat (yang membawa kerosakan).

Apakah definisi mendekati zina? Mungkin ada percanggahan pendapat dalam menghuraikan definisinya. Namun, beberapa contoh boleh menggambarkan apa itu mendekati zina. Tidak menjaga pandangan, memandang wanita/lelaki bukan muhrim dengan sengaja dalam tempoh yang lama, melihat gambar-gambar lucah, menonton video-video porno. Ini sekadar beberapa contoh. Banyak lagi contoh yang boleh diberikan. Khatib turut menyuarakan kebimbangan mengenai perhubungan selepas pertunangan. Ramai yang menggunakan pertunangan sebagai “lesen” untuk menghalalkan yang haram. Ingatlah, selagi belum bernikah, pergaulan dan perhubungan masih terbatas kerana masih tiada ikatan yang sah. Ingatlah! Jika maksiat semakin berleluasa, musibah juga semakin dekat.

Halalkan yang haram? Nikah!
Nikah merupakan pilihan yang terbaik bagi mengatasi masalah maksiat ini. Nikah merupakan sunnah Rasulullah. Nikah menghalalkan hubungan kelamin antara lelaki dan perempuan. Hubungan kelamin yang halal turut diberi ganjaran pahala oleh Allah. Justeru, hidup berkeluarga itu merupakan satu ibadah. Semua ibadah yang dilakukan kerana Allah, akan dibalas dengan ganjaran pahala. Itu janji Allah.

Susahnya Nak Nikah!
Perkahwinan tidak sepatutnya menjadi satu beban. Tetapi situasi di negara kita pada hari ini, dengan dipengaruhi oleh adat, status sosial serta keluarga mengakibatkan perkahwinan itu menjadi satu perkara yang menyusahkan dan leceh! Kerana terlalu menjaga adat, mahu menjaga status keluarga ataupun status pendidikan, perkara yang digalakkan oleh Islam ini menjadi satu beban.

Perkahwinan cara Islam
Islam menganjurkan untuk bersederhana. Walimah cukuplah sekadar menyembelih seekor kambing. Kita perlu ingat bahawa tujuan utama walimah adalah untuk menghebahkan tentang pernikahan agar tidak menjadi fitnah. Mungkin situasi di negara kita sekarang ini, menyembelih seekor kambing itu tidak mencukupi. Tetapi berpada-padalah dalam berbelanja. Cukup sekadar untuk menjamu tetamu yang datang. Tidak perlu berhabis berjuta-juta ringgit untuk pakaian pengantin, hiasan rumah atau pelamin. Berbelanja sekadar yang mampu. Mas kahwin juga tidak perlu diletakkan terlalu tinggi agar tidak menjadi beban dan untuk mengelakkan pembaziran. Apa ada pada wang dan harta sedangkan kasih sayang itu lebih bermakna. Seperti firman Allah dalam Surah Ar-Rum (30: 21)


Maksudnya: Dan di antara tanda-tanda yang membuktikan kekuasaannya dan rahmatNya, bahawa Ia menciptakan untuk kamu (wahai kaum lelaki), isteri-isteri dari jenis kamu sendiri, supaya kamu bersenang hati dan hidup mesra dengannya, dan dijadikanNya di antara kamu (suami isteri) perasaan kasih sayang dan belas kasihan. Sesungguhnya yang demikian itu mengandungi keterangan-keterangan (yang menimbulkan kesedaran) bagi orang-orang yang berfikir.

Kucing pun ber"baitul muslim"... hehe

p/s: Tahniah untuk akhi Afiq yang akan menamatkan zaman bujang minggu hadapan… Barakallah!

Tuesday, December 14, 2010

Perkongsian MD : Akhlak Seorang Daie

PERKONGSIAN 1
MUKHAYYAM DAKHILI (MD)
SURAU ANSAR
11-12 DISEMBER 2010

Memandangkan slot MD agak banyak dan ana could not afford to miss any perkongsian dgn antum semua, at the same time ada time constraint, maka ana buat sikit2 la ea... Senang sikit nak digest kot... Happy reading! (^^)

Akhlak Seorang Daie: Akhlak Teladan Terbaik Seorang Daie

Kita perlu menerima “stigma” terhadap para daie iaitu bila dah digelar daie atau dilihat sbg daie, maka akhlak kita perlulah LEBIH BAIK dari org2 biasa (lay person). Nak taknak, ini mmg stigma pada kita semua dan kita perlulah MENJADI LEBIH BAIK dari aspek AKHLAK terutamanya memandangkan kita adalah contoh/role model kepada keperibadian muslim yg ideal.

“pernahkah kita menjadi ‘Qudwah’ pada mad’u kita? Dimana kita menjadi penyebab kepada perubahan mereka. Bukanlah bermaksud kita memberi hidayah pada mereka, tapi kerana adanya kita, tanpa perlu berkata-kata org lain turut menjadi baik?”

Itu persoalan yg dilontar utk difikir-fikirkan. Sebagai seorang daie, kita perlulah menjadi ‘Qudwah’ pada org lain, itulah yg membezakan kita dgn org lain di muka bumi ini. Sebuah perkongsian video dibuat dimana video tersebut adalah rakaman dari rancangan “If The Prophet Mohammad PBUH were Among Us”. 

Rancangan reality dimana ada hidden camera utk merakam apakah umat islam sekarang masih mengamalkan sunnah Rasul s.a.w. salah satu rakaman, dimana seorang wanita itu setelah diinterview selepas beliau dirakamkan mengamalkan sunnah Rasul s.a.w ditanya 

If the Prophet came and sit alone with you for just one minute, what would you say to him? ” 

wanita tersebut (agak mengagumkan) menitiskan air mata (tgh live show tu..) apabila ditanya soalan tersebut dan antara katanya yg begitu terkesan:

 “if Muhammad were here I tell him, take me away, take me far away from this world…”

“Sesungguhnya aku diutus untuk melengkapkan akhlak yang mulia.” (Riwayat al-Baihaqi)


Tapi sebagai seorang daie, walau kita sedar betapa corrupt-nya dunia ini, tugas kita adalah utk memperbetulkannya. Kita sedar bahawa environment kita terdapat banyak masalah social dan kita tak terkecuali dari menjadi mangsanya. Menurut Ibn Qudama, akhlak didefinisikan “tentang kondisi jiwa yang memudahkan kita lakukan perbuatan tanpa perlu berfikir”

Get the point? Akhlak ne ialah something involuntary, ia adalah cerminan pada iman kita, bukanlah sesuatu yg boleh “dibuat-buat je”. Pentingnya akhlak mulia, antaranya

  • Sebab untuk masuk syurga
Rasulullah s.a.w ditanya; apakah perbuatan yg menyebabkan banyak manusia masuk jannah? : taqwa kpd Allah & Akhlak yang baik”. Akhlak yang baik itu lebih penting dari ibadah yg banyak.
  • Penyebab hamba dicintai oleh Allah s.w.t
“hamba yg paling dicintai Allah adalah yg paling baik akhlaknya”
Bagaimana untuk mencapai akhlak yg baik
  • Meningkatkan taqwa of course- dgn apa cara yg kita semua sedia maklum
  • Muwaafaqatul Awaal Bil Af’al à apa yg kita kata, kita buat. Kita tahu Allah murka pada mereka yang berkata tetapi tak melakukan, tapi ini bukanlah bermakna kita tak perlu kata apa-apa sbb takut kita tak buat, tapi apabila kita berkata ttg sesuatu, maka kata-kata itu menjadi janji dan nasihat terbaik bagi diri kita sendiri supaya melakukan apa yang kita katakan. (maka amatlah besar risiko ana yg berkata-kata disini… Mohon teguran dari sahabat lain kira ana sendiri cakap tak serupa bikin). Janganlah jadi takut utk menyebarkan kebaikan kerana kebolehan utk berakta-kata itu adalah asset kita di jalan dakwah ini (akan discover lagi dlm tajuk potensi diri)


Demi sesungguhnya, adalah bagi kamu pada diri Rasulullah itu contoh ikutan yang baik”. 
(al-Ahzaab; 21)
  • Berusahalah untuk menjadi Qudwah hasanah dengan bantuan sahabat2 sperjuangan lain jika takleh jadi qudwah hasanah sorang2. Mulakan 1 trend kebaikan yg boleh difollow oleh org lain, dgn kata lain, amal Jamie. Amalkan sunnah rasulullah s.a.w seperti member salam, berbuat baik pada haiwan dan alam sekitar dan sebgainya agar org lain tidak kekok utk melakukan perkara yg sama, thus, menjadi qudwah hasanah (I like this word..:D)
  • Ibadah sebagai bekal jalan dakwah: seorang daie perlu memperbanyakkan lagi ibadah sunat dan memperbaikkan lagi ibadah wajib. Jangan fikir kita yg berada pada jalan dakwah ini bermakna kita telah selamat dari bencana. Boleh jadi kita tak ikhlas dan kita masih melakukan maksiat, maka ibadah itulah bekal kita utk mengelakkan kita dari perkara yg mungkar, thus, memperbaikkan akhlak kita. insyaAllah
  • Tingkatkan ilmu pengetahuan (discuss dgn lebih detail lagi nnt)

Sebagai konklusi disini atau key point penting adalah:
  • Daie=stigmanya= LEBIH BAIK AKHLAKNYA DARI ORANG BIASA
  • Jadilah Qudwah Hasanah
  • Taqwa kpd Allah + Ibadah sbg bekal = Akhlak yg mulia

Sunday, December 12, 2010

Perkongsian: IMPAC '10

Pada 11 Disember 2010, Team Dana FIDAK KARISMA telah menganjurkan program Inaugural Muslim-Preneur Leadership Camp 2010 (IMPAC '10) yang diadakan di Sekolah Islam Adni di Taman Sri Ukay, Ampang Selangor. Program in telah disertai oleh 40 orang ikhwah dan akhawat dari pelbagai lokaliti seluruh Malaysia. Alhamdulillah, K-PPUKM berjaya menghantar 3 orang wakil yang terdiri daripada bendahari; Noor Adibah Abdullah dan JK-JK Dana; Nurul Ainna Khirul Anuar dan Siti Umairah Hamid.

Objektif program ini antara lainnya adalah untuk memberi penerangan tuntutan dalam Islam tentang penyediaan rekod kewangan, memberi penjelasan tentang kepentingan dan kelebihan mempunyai rekod kewangan yang tersusun, berkongsi analisa kewangan KARISMA-JIM lokaliti, berkongsi jawapan lokaliti untuk Rancangan FIDAK 2 (RF2), berkongsi bagaimana menyediakan rekod kewangan yang mudah, memberi penjelasan tentang kepentingan penjanaan dana dan erkongsi idea bagaimana menjana dana di lokaliti.

Program yang berlansung mulai jam 9.00pg hingga 5.00ptg ini telah diatur dengan pelbagai slot-slot menarik yang telah disediakan oleh pihak penganjur. Seusai program dirasmikan oleh Presiden KARISMA Nasional, Akh Abdullah Omar Muhamad Fuad, program ini telah dimulakan dengan perkongsian oleh Akh Muhamad Fitri Hassan selaku pengerusi Team Dana FIDAK merangkap Bendahari KARISMA Nasional di dalam slot 1: 'Tuntutan terhadap Islam terhadap penyediaan rekod kewangan dan kepentingannya', slot 2: 'Perkongsian analisa kewangan KARISMA-JIM lokaliti', dan slot 3: 'Penyediaan rekod kewangan yang mudah'.

Di dalam slot 1, Akh Fitri telah menegaskan tentang kewajipan untuk menulis hutang piutang dengan benar seperti yang temaktub di dalam surah al-Baqarah ayat 282-283 yang bermaksud:

282. Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar. Dan janganlah penulis enggan menuliskannya sebagaimana ALLAH mengajarkannya, maka hendaklah ia menulis, dan hendaklah orang yang berhutang itu mengimlakkan (apa yang akan ditulis itu), dan hendaklah ia bertaqwa kepada ALLAH Tuhannya, dan janganlah ia mengurangi sedikitpun daripada hutangnya. Jika yang berhutang itu orang yang lemah akalnya atau lemah (keadaannya) atau dia sendiri tidak mampu mengimlakkan, maka hendaklah walinya mengimlakkan dengan jujur. Dan persaksikanlah dengan dua orang saksi dari orang-orang lelaki (di antaramu). Jika tiada dua oang lelaki, maka (boleh) seorang lelaki dan dua orang perempuan dari saksi-saksi yang kamu redhai, supaya jika seorang lupa maka yang seorang mengingatkannya. Janganlah saksi-saksi itu enggan (memberi keterangan) apabila mereka dipanggil; dan janganlah kamu jemu menulis hutang itu, baik kecil mhaupun besar sampai batas waktu membayarnya. Yang demikian itu, lebih adil di sisi Allah dan lebih menguatkan persaksian dan lebih dekat kepada tidak (menimbulkan) keraguanmu. (Tulislah mu'amalahmu itu), kecuali jika mu'amalah itu perdagangan tunai yang kamu jalankan di antara kamu, maka tidak ada dosa bagi kamu, (jika) kamu tidak menulisnya. Dan persaksikanlah apabila kamu berjual beli; dan janganlah penulis dan saksi saling sulit menyulitkan. Jika kamu lakukan (yang demikian), maka sesungguhnya hal itu adalah suatu kefasikan pada dirimu. Dan bertakwalah kepada ALLAH; ALLAH mengajarmu; dan ALLAH Maha Mengetahui segala sesuatu.

283. Jika kamu dalam perjalanan (dan bermu'amalah tidak secara tunai) sedang kamu tidak memperoleh seorang penulis, maka hendaklah ada barang tanggungan yang dipegang (oleh yang berpiutang). Akan tetapi jika sebahagian kamu mempercayai sebahagian yang lain, maka hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya (hutangnya) dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya; dan janganlah kamu (para saksi) menyembunyikan persaksian. Dan barangsiapa yang menyembunyikannya, maka sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa hatinya; dan ALLAH Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Di dalam slot 2, Akh Fitri telah membentangkan analisis kewangan setiap lokaliti KARISMA-JIM 2007 hingga 2009. Namun begitu hanya 8 lokaliti sahaja daripada berbelas-belas lokaliti yang berjaya menghantar laporan tersebut. Alhamdulillah K-PPUKM telah menghantar laporan kewangan 2009, namun tiada laporan kewangan 2007 dan 2008 direkodkan. Walaubagaimanapun, K-PPUKM tidak berseorangan di dalam hal ini memandangkan terdapat beberapa lokaliti lain yang hanya menghantar laporan kewangan 2009 sahaja. Seperti yang dikongsikan oleh Pengarah IMPAC '10, Ukht Izahana Haron, hal ini berlaku kemungkinan besar kerana bendahari tanzim terdahulu tidak 'pass over' laporan kewangan mereka kepada bendahari tanzim yang sedang bertugas sekarang, ataupun kerana tiada penyimpanan rekod kewangan yang sempurna. Dengan itu, adalah penting bagi setiap ahli KARISMA, terutama sekali bendahari untuk mempelajari teknik asas menyediakan laporan kewangan seperti income statement dan balance sheet. Maka di dalam slot 3, Akh Fitri telah memberi tunjuk ajar kepada setiap peserta untuk membuat income statement dan balance sheet dengan mudah dan pantas.

Selepas program berhenti rehat seketika untuk makan tengahari dan solat Zuhur berjemaah, program diteruskan dengan slot 'Perkongsian jawapan lokaliti untuk rancangan FIDAK 2 (RF2) & kepentingan penjanaan dana' yang disampaikan oleh Pengarah IMPAC '10 Ukht Izahana Haron merangkap JK Dana KARISMA Nasional. Di dalam slot ini, Ukht Izahana menerangkan tentang kepentingan 4P + 1C dalam menjana dana lokaliti. Konsep 4P + 1C yang dimaksudkan oleh beliau adalah Product, Pricing, Place, Promotion dan Customer Service.

Slot terakhir pada program IMPAC '10 kali ini adalah slot 'Zakat' yang disampaikan oleh pakcik Abdul Hafidz Hashim selaku ahli lembaga Koperasi Islah Malaysia Berhad (KIMB) yang telah menerangkan sedikit sebanyak mengenai zakat dan peluang menjana dana lokaliti melalui KIMB. Setelah itu, para peserta IMPAC '10 telah dibahagikan kepada beberapa kumpulan LDK untuk membuat latihan income statement dan balance sheet, juga untuk berbincang mengenai perkara-perkara yang telah dilakukan untuk menjana dana lokaliti dan apakah tindakan di masa hadapan untuk menjana dana di setiap lokaliti.

Program kemudiannya berakhir kira-kira jam 5.00 petang dan hadirin dijamu dengan kudapan, seterusnya menunaikan solat Asar secara berjemaah. Diharapkan agar program IMPAC '10 kali ini dapat membantu dalam memberi idea dan semangat untuk lebih gigih berusaha bagi menjana dana lokaliti di masa akan datang.


"Bersama menjana dana K-PPUKM"

Siti Umairah Hamid
JK Dana K-PPUKM 2010/2011.

Thursday, December 9, 2010

Perkongsian:Forum PERINTIS

Pada 7 Disember 2010 bersamaan 1 Muharam 1432H, tika org lain bercuti menyambut hari bersejarah bagi umat islam, Maal Hijrah, ana dan 4 org sahabat telah diberi peluang oleh Allah s.w.t utk menghadiri sebuah majlis ilmu yg sgt bermanfaat.


Forum: "Sains sebagai wasilah rahmat kesekalian alam : Apa peranan kita?"

Tempat:Dewan Seminar Fakulti Kejuruteraan UPM, Serdang,

Anjuran: Persatuan Saintis Muslim Malaysia (PERINTIS)

Ana memohon maaf kpd sahabat lain yg barangkali mampu & ingin turut serta ke forum PERINTIS ini ttp tidak diajak, bukanlah krn ana lupa pada antum sekalian, tetapi kami juga membuat keputusan las minit dan diuji dgn pelbagai masalah sblum kami berjaya menjejakkan kaki kami di UPM. Malah, salah seorang sahabat kami yg begitu penting dlm usaha ini juga tidak berpeluang utk hadir. Kami mengucapkan ribuan terima kasih pada Ukhti Ana dari UKMKL yg banyak membantu kami walaupun sibuk dgn peperiksaan dan study, moga Allah permudahkan (^_^)


Sebelum bermulanya forum, ana tertarik dgn beberapa kata-kata Presiden JIM semasa perasmian. Pentingnya pendakwah dari kalangan saintis adalah krn jika mereka inilah yg mengatakan “Islam is the way of life”, pasti ada bezanya kiranya ia hanya disebut oleh pendakwah yg bukan dari background sains. Ini akan membuka jalan bagi org ramai utk membincangkan ttg kebesaran Allah sekaligus menggerakkan elemen “public opinion leadership” (POL). Dakwah di arena sains juga penting bagi kita mencari dan mendapatkan khidmat mereka yg punya potensi utk membawa Islam kearah yg lebih tinggi. Kata-kata semangat beliau diakhiri dgn harapan agar ilmu sains dan teknologi boleh dimiliki SEMULA oleh umat Islam.

Ahli2 panel forum bukanlah calang2 orangnya:

  • Panel 1 : Dr Ir Fuad Yeoh (terlampau banyak sgt pencapain beliau dlm bidang engineering, kagum sampai tak smpt nak salin pape,tapi beliau pernah mendapat tokoh Maal Hijrah)
  • Panel 2 : Prof Madya Ustaz Aminuddin Ruskam (Centre of Research For Fiqh Science Technology, UTM & Penceramah yg aktif utk Aqsa Syariff)
  • Panel 3 : Prof Dr Zainuddin Abdul Manan (Presiden PERINTIS)

Pada round 1, perbincangan forum membincangkan tema forum itu iaitu Sains sbg wasilah rahmatan lil alamin. Membincangkan ttg “rahmatan lil alamin” apa yg dimaksudkan dgn sains sbg rahmat kpd seluruh alam adalah rahmat bukan sekadar kpd sekalian manusia, samaada mukmin atau yg bukan islam, ttp juga kpd haiwan dan jamadan (yg tak bernyawa). Rahmat Allah itu merangkumi sekalian alam dan semua yg menghuninya dan bidang apa lagi yg mampu memberi bukti kpd kebesaran Allah jika bukan bidang sains. Oleh itu pemahaman dan kajian ttg semesta alam dan semua menghuninya ini adalah sebahagian dari wadah yg cukup luas skopnya bg dakwah kita kpd org ramai.

Pengetahuan sains boleh memberi manfaat bagi seluruh alam, spt yg dikatakan, kpd manusia, haiwan dan juga jamadan. Oleh itu peranan kita juga utk “bermanfaat kpd org lain” yg termasuk dlm 10 muwosoffat, perlu dihayati agar kita juga boleh termasuk dikalangan hamba-hambaNya yg menyampaikan rahmat ke seluruh alam ini.

Dari aspek akhlak, dalam bidang sains dan teknologi, terdpt bnyk penyelewengan dan muslihat berlaku yg mampu merebak spt barah dlm masyarakat. Pentingnya islam dlm bidang ini juga adalah utk memperbetulkan nilai2 moral yg telah dicemari ada dlm bidang ini.

Kita juga perlu memastikan mesej “islam itu sesuai utk semua” sampai kpd masyarakat majmuk dan salah satu caranya adalah melalui kajian yg mengarah kpd mencari hikmah2 dlm pelaksanaan islam. Ini bukan sekadar dpt menambahkan keyakinan umat islam itu sendiri, malah boleh menjadi medan dakwah kpd non-muslim. Kata-kata menarik dari Dr Fuad :

“sains tu macam ‘statement’ dari Allah utk menyatakan bahwa Islam itu sesuai utk semua”

Ahli panel ke-3, Presiden PERINTIS menjelaskan lagi ttg PERINTIS

  • PERINTIS bukanlah sekadar sebuah professional organization ttp juga sebuah badan dakwah dan islah, wadah utk membawa rahmat ke seluruh alam
  • PERINTIS mengamalkan multidisclipinary approach, bukanlah sekadar focus pada akademik shj. Pakar yg diperlukan dlm PERINTIS merangkumi mereka dari bidang ekonomi, alam sekitar, tenaga, sains kemasyarakatan, pendidikan, bio-teknologi, komunikasi, teknologi maklumat, dan yg paling dekat dgn kita semua bidang perubatan dan sains kesihatan.
  • PERINTIS bersifat holisitik atau memfokus pada penggemblengan tenaga dari semua aspek kehidupan bagi mencapai matlamat rahmatan lil alamin
  • Focus terbesar PERINTIS adalah GENERASI MUDA (young PERINTIS). Ini menjadi “value” termahal PERINTIS utk di-offer kpd kerajaan memandangkan Negara kita yg sdg membangun ini mengalami masalah remaja yg semakin kurang berminat dgn bidang sains. Spt kita sedia maklum, tidak banyak organisasi dakwah yg menawarkan “injection of science” kpd masyarakat muda dan ini boleh dijadikan peluang utk kta menyebarkan dakwah pd masa yg sama mendpt sokongan padu dr kerajaan Malaysia sendiri(hopefully)

Round 2: PERSOALAN

Kita bnyk membincangkan ttg sains dan teknologi, bagaimana pula dgn bidang perubatan?

Pendapat ana sendiri….

Ana sudah boleh nmpak dimana pentingnya ana sbg pelajar perubatan dan rakan2 sekalian, boleh contribute kpd misi PERINTIS utk mnjadikan sains sbg rahmatan lil alamin. Spt kita sedia maklum, bidang perubatan juga tak asing dgn sains dan penyelidikan. Itulah sbbnya kita di-expose dgn SSM, JKM, community project dan sebagainya. Spt berkembangnya teknologi maklumat mengikut peredaran masa, teknologi dlm bidang perubatan juga kian berkembang. Disini ada bnyk ruang bagi kita semua sbg bakal pakar perubatan utk masuk dan beraksi. Tambahan lagi, kita juga cukup dkt dgn manusia dan segala kejadian manusia semulajadi itu sendiri menjadikan kita sbg 1st line dlm mnympaikan mesej sains sbg rahmatan lil alamin.

Apa pula pendapat ahli panel…?

Pelajar2 perubatan adalah mereka dari kalangan cream de la cream, top student atau dlm kata lainnya dari segi akademiknya adalah yg plg mantap. Namun menjadi 1 kerugian yg besar apabila mereka yg dari kalangan “terbaik” ini akhirnya setelah berkerja focus mereka adalah pada kerjaya mereka. Jika kita lihat golongan yahudi, golongan cream de la cream mereka lebihnya menceburi teknologi nuclear dan sebagainya (utk tujuan pembangunan dr segi teknologi peperangan). Tetapi ini tidaklah bermakna bidang perubatan ini suatu bidang yg x dpt memajukan umat islam, ttp bagaimana kita memastikan kta juga dpt menyumbang kpd misi sains rahmatan lil alamin adalah dgn menceburi bahagian penyelidikan. Dgn itu kita dpt meyumbang dlm pada masa yg sama turut menyampaikan dakwah kta. Kebanyakkan dari kta bukan main meluat lagi dgn SSM, tak boleh la begitu, harapnya slps ini kita biasakn diri kta dgn pnyelidikan2 ini & pastikan kta mnjadi antara org2 yg turut menyumbang kpd pembangunan ummah dr bidang sains dlm konteks ini.

Ahli panel juga mengingatkan sekali lagi, PERINTIS bukanlah mengharapkan semua yg ingin turut join utk mentadbir PERINTIS, ttp dlm mana-mana organisasi juga pengikut tau pelaksana misi tersebut amatlah penting. Jika semua sibuk dgn penyelidikannya tp at d end of d day tiada siapa yg menjadi penyampai atau pelaksana kpd misi ni takdelah jadi apa sgt kalau begitu. Maka, presiden PERINTIS menyeru golonga muda khususnya utk menjayakan misi ini bg mencapai zaman kegemilangan islam yg kita nanti-nantikan

Untuk maklumat lanjut ttg perintis, sila layari website :

http://www.saintismuslim.org/

Sampai disini saja perkongsian dari ana, apa yg baik itu dari Allah, dan yg salah itu juga dari Allah tp atas kekurangan siri ana, maka ana meminta maaf atas kekurangan.


Tuesday, December 7, 2010

Salam Ma'al Hijrah 1432H


Assalamu'alaikum w.b.t.

Sebenarnya memang seronok untuk menonton TV pada hari-hari cuti sempena hari kebesaran Islam sebegini memandangkan banyak program yang disajikan adalah berbentuk Islami. Kalau anda perasan, antara program 'wajib tayang' bagi setiap stesen TV sempena Ma'al Hijrah pasti ada dokumentari mengenai penghijrahan yang dilakukan oleh seorang mu'allaf daripada agamanya kepada agama Islam. Dan saya sangat terharu apabila dapat menyaksikan di kaca TV mengenai seorang mu'allaf berbangsa Cina yang bukan sahaja cacat pengelihatan, namun beliau juga telah lama berkecimpung dalam bidang dakwah. SubhanALLAH, betapa celiknya mata hati insan terpilih ini.

Bersempena dengan Ma'al Hijrah 1423H yang jatuh pada hari ini, terdetik di hati saya untuk berkongsi sesuatu di sini. Saya ingin mulakan perkongsian ini dengan kata-kata seorang sahabat kepada kami pada hari Jumaat yang lalu sewaktu kami sedang duduk bersembang bersama beberapa rakan yang lain. Beliau mengatakan bahawa, "Terdapat perbezaan di antara mereka yang telah sejak kecil/remaja lagi berkecimpung dengan jalan agama/dakwah (mungkin atas faktor keluarga atau berpeluang untuk bersekolah di sekolah aliran agama) berbanding mereka yang baru menemuinya sewaktu mereka sedang menginjak umur dewasa. Mereka yang baru menemuinya akan lebih menghargai dan menghayati anugerah hidayah yang telah ALLAH kurniakan kepada mereka."

Sedikit-sebanyak, kata-kata beliau terkena batang hidung saya sendiri memandangkan saya sendiri berasal daripada salah sebuah sekolah menengah kebangsaan agama. Adalah tidak dapat dinafikan bahawa pelajar-pelajar aliran agama (termasuk saya sendiri) mempunyai masalah sosial sama seperti pelajar bukan aliran agama. Kes-kes merokok, buli, ber'couple' dan sebagainya sering menjadi masalah di sekolah walaupun telah berkali-kali diperingatkan oleh guru-guru. Dan selepas tamat pengajaran di sekolah, saya juga menyaksikan sendiri terdapat beberapa bekas pelajar sekolah saya ini yang bersosial, bergaul bebas bercampur lelaki dan perempuan, dan ada juga yang telah menjadi freehair. Ada juga yang berkata bahawa, "Kalaulah orang lain tahu yang aku pernah belajar di sekolah agama, pasti tidak percaya bahkan mentertawakan aku." Alangkah pilunya hati saya mendengarnya.

Dan bagaimana pula dengan mereka yang sedari kecil dibesarkan keluarga yang begitu menitik beratkan bidang dakwah? Yang berayah ibukan naqib dan naqibah? Alhamdulillah, rata-rata mereka nekad untuk terus menyambung legasi dakwah ini, namun masih ada segelintir dari mereka yang ingin memilih jalan mereka sendiri. Terdetik di benak fikiran saya, mengapa mereka menjadi sedemikian rupa sedangkan telah begitu lama berada dalam Bi'ah Solehah (persekitaran yang baik). Namun siapalah saya untuk menilai mereka sedang saya sendiri punya kelemahan yang tersendiri.

Sebenarnya mesej yang ingin saya sampaikan di sini adalah, untuk mencari hidayah ALLAH itu bukanlah sesuatu yang mudah kerana ia adalah milik ALLAH dan DIA memberikannya kepada sesiapa saja yang disukaiNYA, dan untuk mengekalkan sinar hidayah yang telah diberikan oleh ALLAH itu adalah terlebih-lebih lagilah sukarnya. Namun sebagai hamba yang beriman kepadaNYA, kita haruslah sentiasa berusaha untuk meningkatkan 'stamina iman' kita tanpa jemu dan jangan sekali-kali berputus asa.
Sempena dengan Ma'al Hijrah ini, saya menyeru diri saya dan sahabat-sahabat ikhwah/akhawat sekalian agar tetap terus berada dalam jalan dakwah ini dan janganlah sekali-kali berputus asa dengan perjuangan kita sebagai seorang daie di muka bumi ALLAH ini. Mudah-mudahan akan lebih ramai lagi sahabat-sahabat kita di luar sana yang dapat berhijrah bersama-sama dengan kita, dan diharapkan agar dengan usaha kita yang tidak seberapa inilah akan menjadi saksi kepada kita di Mahsyar nanti, insyaALLAH! Salam Ma'al Hijrah 1432H.

Saturday, December 4, 2010

Himpunan 1000 Jiwa 1 Hati

Bismillahhirrahmannirrahim...

Assalamualaikum WBT..

Perhatian kepada semua ikhwah akhwat yg dirahmati Allah..InsyaAllah, dimaklumkan bahawa kempen ABJZ kini sudah hampir tiba ke penghujungnya, tp insyaAllah usaha utk membantu umat yg semakin tenat ini akan ttp berterusan..

Berkenaan dgn itu, InsyaAllah, program HIMPUNAN 1000 JIWA 1 HATI akan diadakan dibawah anjuran Rhaudhatus Sakinah..

Di sini, sekadar ingin menwar-war kan dan menjemput semua sahabat untuk take part sebagai peserta bagi sama-sama menjayakan program. Tarikh tutup pendaftaran 10 Disember 2010.

Sila ke laman web berikut utk maklumat lanjut:

http://www.raudhatussakinah.com/himpunan-1000-jiwa/

Wallahualam..

“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.” (Al-Israa’: 32)

Terlajak Kata Buruk Padahnya!



Khutbah Jumaat Minggu 3

Khutbah Jumaat kali ini membawa tajuk “Terlajak Cakap”. Mungkin tajuknya agak tergantung tetapi amat ringkas dan mudah difahami serta sangat berkaitan dengan kehidupan seharian kita. Mari kita sama-sama renungi isi kandungan Khutbah Jumaat kali ini...

Tempat: Surau Ibnu Sina PPUKM

Tarikh: 3 Disember 2010

Tajuk: Terlajak Cakap

Rumusan:

Allah S.W.T telah menetapkan bahawa salah satu sifat Rasulullah s.a.w adalah “Tabligh” iaitu menyampaikan. Sifat tabligh ini memerlukan Rasulullah untuk berkata-kata dan berkomunikasi dalam usaha berdakwah. Natijahnya, ramai yang memeluk Islam hasil daripada dakwah Rasulullah. Akhlak dan tutur bicara Nabi Muhammad s.a.w juga merupakan salah satu faktor yang menarik ramai orang untuk memeluk Islam. Ini menunjukkan bahawa betapa besarnya impak atau kesan bicara kata Nabi Muhammad dalam Islam.

Lidah ataupun lisan merupakan anugerah daripada Allah kepada manusia, dan seharusnya manusia menggunakan ia sebaik mungkin. Lidah merupakan salah satu organ yang penting dalam diri manusia dan ia memberi deria rasa kepada manusia selain daripada kebolehan untuk berkata-kata. Manusia juga harus ingat bahawa lidah inilah yang akan dibawa untuk menghadap Allah di Padang Mahsyar kelak. Pada ketika itu, bukan sekadar lidah, malah semua anggota badan kita akan bersuara menjadi saksi atas perlakuan kita semasa hayat di muka bumi Allah ini. Seperti firman Allah dalam Surah Yaasin (36: 65),

Maksudnya: Pada hari ini Kami tutup mulut mereka, tangan mereka akan berkata kepada Kami dan kaki mereka akan memberi kesaksian terhadap apa yang yang dahulu mereka kerjakan.

Islam menganjurkan ummatnya untuk menjaga lidah/lisan. Kerana lidah, sebuah persahabatan boleh dibina. Kerana lidah, pergaduhan atau permusuhan boleh tercetus. Seperti kata-kata Ilmuwan Islam terdahulu, lidah itu lebih tajam daripada sebilah pedang. Lihatlah bagaimana kata-kata yang dituturkan oleh lidah dapat mengubah dunia. Kerana lidah, aqidah boleh terjejas. Kerana lidah sang suami/isteri, rumah tangga boleh musnah. Kerana lidah seorang pemerintah, sebuah negara boleh sengsara. Kerana lidah seorang hakim, seorang pesalah boleh dipenjara mahupun dihukum bunuh. Semuanya kerana LIDAH! Justeru, benarlah apa yang telah dianjurkan oleh Islam seperti yang dinyatakan dalam Hadis:

Daripada Abdullah bin Umar r.a bahawa Rasulullah s.a.w telah bersabda: “ Muslim sebenar ialah orang yang dapat memelihara kesejahteraan orang-orang Islam dari kejahatan lidah dan tangannya dan seorang yang berhijarah (yang sempurna hijrahnya) ialah yang berhijrah meninggalkan perkara-perkara yang dilarang Allah S.W.T. (Riwayat Imam al-Bukhari)

Fitnah merupakan kata-kata ataupun khabar yang diada-adakan dan selalunya dengan tujuan untuk menjatuhkan seseorang. Allah telah menyentuh mengenai perihal fitnah ini dalam Al-Quran dalam Surah Al-Qalam (68: 11-12):

Maksudnya: Yang suka mencaci, lagi yang suka menyebarkan fitnah hasutan (untuk memecah belahkan orang ramai). Yang sering menghalangi amalan-amalan kebajikan, yang melanggar hukum-hukum ugama, lagi yang amat berdosa.

Hukum memfitnah ini juga termaktub dalam Al-Quran seperti dalam surah Al-Baqarah (2: 191):

Maksudnya: Dan bunuhlah mereka (musuh yang memerangi kamu) di mana sahaja kamu dapati mereka, dan usirlah mereka dari tempat yang mereka telah mengusir kamu; dan (ingatlah bahawa angkara) fitnah itu lebih besar bahayanya daripada pembunuhan dan janganlah kamu memerangi mereka di sekitar masjid Al-Haraam sehingga mereka memerangi kamu di situ. Oleh itu kalau mereka memerangi kamu (di situ), maka bunuhlah mereka. Demikianlah balasan bagi orang-orang yang kafir.

Fitnah ini amatlah berbahaya. Sahabat boleh menjadi musuh hanya kerana fitnah. Fitnah boleh menyebabkan tekanan perasaan dan masalah mental. Fitnah juga boleh mengakibatkan hilangnya keamanan sebuah negara. Sampai begitu sekali impak fitnah. Oleh kerana itulah, Saidina Abu Bakar pernah meletakkan batu di dalam mulutnya. Beliau menyatakan, dengan cara inilah aku dapat menghalang lisanku daripada berkata-kata yang sia-sia. Jadi, umat Islam haruslah menjaga lisan dan berhati-hati dalam berkata-kata. Jauhkan daripada berkata yang sia-sia dan boleh mengguris hati saudara kita yang lain. Setiap berita atau khabar yang diterima juga haruslah diteliti sepenuhnya sebelum disebarkan untuk mengelakkan fitnah. Allah telah mengurniakan kita dengan akal dan fikiran untuk berfikir. Seperti firman Allah dam surah Al-Hujurat (49: 6):

Maksudnya: Wahai orang-orang yang beriman! Jika datang kepada kamu seorang fasik membawa sesuatu berita, maka selidikilah (untuk menentukan) kebenarannya, supaya kamu tidak menimpakan sesuatu kaum dengan perkara yang tidak diingini - dengan sebab kejahilan kamu (mengenainya) - sehingga menjadikan kamu menyesali apa yang kamu telah lakukan.

Akhir kata, hati-hati dengan kata-kata dalam usaha untuk menjaga aqidah Islamiyyah. Manffatkan lidah dengan banyakkan berzikir. Bersyukur dengan nikmat lidah daripada Allah. Gunakanlah akal yang waras untuk menapis setiap berita yang diterima. Jagalah lidah dan kata-kata kita agar kita boleh menjadi contoh kepada seluruh umat Islam mahupun bukan Islam. Seperti firman Allah dalam surah Ali-Imran (3: 104):

Maksudnya: Dan hendaklah ada di antara kamu satu puak yang menyeru (berdakwah) kepada kebajikan (mengembangkan Islam), dan menyuruh berbuat segala perkara yang baik, serta melarang daripada segala yang salah (buruk dan keji). Dan mereka yang bersifat demikian ialah orang-orang yang berjaya.

Bagaimana dengan lidah kita? Fikirkanlah! Wallahua’lam…