Thursday, December 23, 2010

Perkongsian MD 2 : Bekal Seorang Daie

PERKONGSIAN 2
MUKHAYYAM DAKHILI (MD)
SURAU ANSAR
11-12 DISEMBER 2010

Assalamualaikum... Sebelum ana terlupa perkongsian MD da berminggu-minggu lepas, lebih baik ana kongsi cepat2... Ini pun da banyak missing in action.. haish... Afwan ye sahabat2... 


ingat lagi 10 muwosoffat tarbiyah?? (^^)

IBADAH

Sebagai seorang daie, adalah penting bagi kita utk mem-polish ibadah kita. Jangan sekali-kali kita rasakan, disabitkan kita ne berada pada jalan dakwah, mengajak pada yg baik dan mencegah pada yg mungkar, kita sudah dikira safe, merit minimum la kononnya. TIDAK! Sebagai daie, lagi-lagi la penting ibadah kita semantop apa yg kita war-warkan, atau kalau kita tak war-warkan pun still kena mantop jugak. Ibadah disini fokusnya adalah ibadah sunat, sbb kalau kalau dah nama wajib tu mmg wajib la kan.

Mengapa?

Kita adalah contoh bagi mad’u-mad’u kita. Jika kita gagal membuat lebih dari segi ibadah berbanding mereka, apa pendapat antum? Bukan ke itu sesuatu yg memalukan?

Ibadah juga adalah “bekal” kita. Dari Abu Hurairah r.a, Rasulullah s.a.w pernah bersabda

“tidaklah seorang hamba mendekatkan diri kepada-Ku lebih utama daripada ibadah yang Ku-wajibkan kepadanya. Dan hambaKu sentiasa mendekatkan diri kepadaKu dgn amalan sunnah hingga Aku mencintainya. Jika Aku mencintainya, maka Aku menjadi pendengarannya yang melaluinya ia bisa mendengar, menjadi penglihatannya yang dengannya ia bisa melihat, menjadi tangannya yang dengannya ia bisa memukul, dan menjadi kakinya yang melaluinya ia bisa melangkah. Jika ia meminta kepada-Ku niscaya Ku-beri dan jika ia meminta perlindungan kepada-Ku, nescaya Ku-lindungi”
(HR Bukhari)

Dari sini kita simpulkan, ibadat sunat itu seolah-olah “bekal” yang kita bawa supaya kita mampu berdakwah dengan baik, iaitu dengan mendapat bantuan penuh dari Allah. Kita ingin, kalau boleh setiap apa yang kita terima dan kita lakukan adalah hikmah dari Allah dan petunjuk dariNya agar kita bukan saja mampu memberi yg terbaik pada yg lain, juga menerima yg terbaik dari surroundings kita. Kita ingin menjadi orang yang banyak mengingati Allah dan sentiasa mengharapkan pertolongan dariNya.

Dikongsikan sebuah cerita, tentang seorang ikhwah dan akhawat (yg sudah pastinya memang well establish sudah berada pada jalan dakwah). Ditakdirkan mereka diuji dan syaitan telah memperdayakan mereka hinggakan mereka terjebak dengan zina (nauzubillah…), sedangkan mereka adalah orang-orang yg kita fikir mampu menjaga diri, bukan? apa yang lebih menyedihkan adalah ikhwah tersebut menemui ajalnya in a car crash dalam perjalanan pulang mereka, dan akhawat tersebut disahkan mengandung. Nauzubillah…

Maka adakah kita sangka kita sudah terselamat dari musibah dengan apa yang ada pada kita sekarang? Cukupkah perisai ibadah kita utk kita mendapat perlindungan optima dari Allah dalam menjalani jalan yang penuh dengan ujian ini? Bersihkanlah diri kita dengan meperbaiki dan memperitngkatkan ibadah kita.

ILMU

“don’t compartmentalize your knowledge” masih terngiang-ngiang suara Makcik Ariza… itulah main essence kepada talk beliau. Untuk pengetahuan antum, makcik Ariza ne walaupun seorang doktor, beliau mahir juga dalam bidang astronomi, mungkin lepas ni boleh jadi astronaut Malaysia kedua… huhu…

Apa yang ingin disampaikan adalah pentingnya kita menjadi orang yang TAHU berbanding mereka yang TIDAK TAHU. Dan kita ne, sebagai daie, perlulah mempunyai pengetahuan yang luas, bukan sekadar ilmu yg kita pelajari sahaja (sebagai contoh, medic sahaja), tapi kita perlu expand lagi knowledge itu. Itulah yang dikatakan dgn compartmentalize ilmu, kita tak boleh merasakan certain ilmu tu utk certain people we don’t need to know about it. sepatutnya (sepatutnya la) kita perlu mengambil peluang, dimana saja utk kita terus menambah ilmu kita. Ilmu ini juga “bekal” kita dalam kita menyampaikan dakwah kita. Tapia pa yang terjadi pada kita budak medic ne (termasuk ana sendiri) selalu fikir, “benda dlm medic ne pun tak habis master lagi nak sibuk dgn benda lain…”. Tapi bila fikir balik, bilalah ilmu medic kita betul2 boleh master? Sedangkan orang yg da ada master pun masih lagi belajar kan? So apa salahnya we expand the universe in our brain and acquire other skills and knowledge.


“Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui? Sesungguhnya orang-orang yang dapat mengambil pelajaran dan peringatan hanyalah orang-orang yang berakal sempurna.”
(Surah az Zumar : Ayat 9)

“bintang yang paling cerah dilangit itupun, cahaya yang kita nampak hari ini, sebenarnya mengambil masa 8 tahun untuk reach the earth… bayangkan betapa besarnya galaksi kita ne sebenarnya! Jadi ada beza tak orang yang tahu dengan orang yang tidak mengetahui??”

Biarlah melekat soalan itu diminda kita, kerana memang ada bezanya mereka yang tahu dan mereka yang tidak mengetahui. Kalau boleh, biarlah hujah kita dalam dakwah kita ne, sesaintifik yang mungkin, barulah orang nak dengar. (ne da macam sambungan perkongsian PERINTIS ne)

Ditambah lagi, kita di bidang medic ini perlulah merasa bertuah lah sangat2 memandangkan ilmu yang kita perolehi ini cukup berguna dalam bidang dakwah  sebab  kita sendiri belajar tentang manusia. Apa lagi yang dapat menarik perhatian seorang manusia itu berbanding apa yang ada pada diri mereka sendiri? Maka janganlah kita disregard apa sahaja ilmu yang kita belajar in medic school ini dan try to make it a practive utk sentiasa kaitkan ilmu yang kita pelajari dengan apa yang kita pelajari dalam islam. Maka amatlah penting kita menjadi antara orang yang paling rajin dan paling berusaha dikalangan pelajar yang lain.

POTENSI DIRI (AMAL)

“potensi diri kita adalah asset kita untuk jalan dakwah ni dan potensi kita juga merupakan amanah yang Allah beri pada kita supaya kita guna bagi manfaat orang lain, bukan untuk kita simpan sorang-sorang je” kata-kata semangat dari Ukti Izzah

Kita perlu kenal apa potensi diri kita. Fikir dalam-dalam apa kebolehan kita. Bila kita dapat kenal pasti maka polish la kebolehan itu, dan gunakan ia sebaiknya pada jalan dakwah. Kalau kita mampu berkata-kata maka sebarkan dakwah kita melalui lisan, kalau kita mampu menulis, maka tulislah artikel-artikel yang bombastik, kalau kita mampu melukis, maka buatlah karya yang indah-indah, semuanya kita cuba manfaatkan sebaiknya. Kita semua mungkin berbeza dari segi potensi oleh itu kita memang saling memerlukan antara satu sama lain. Jadi tanya diri kita sekarang, apa kebolehan kita? Adakah kita telah menggungakannya kearah kebaikan? Di mana boleh kita gunakan kebolehan itu di jalan dakwah? Apa yang perlu dilakukan supaya bakat kita dapat digunakan sebaiknya? Kenali potensi anda dan gunakan ia sebaiknya!

Soleh tapi tak berdaya guna??

Apa yang dimaksudkan denga soleh, tapi tak berdaya guna? Inilah orang-orang yang potensi diri da ada, tapi tidak menggunakan kea rah kebaikan, simpan je sorang-sorang. Janganlah kita rasakan, memang diri ni takde apa untuk diberi pada orang lain, tidak! Pasti ada! Allah telah memberikan kita mulut bukan, sebarkan, Allah memberi kita tangan, gunakan, Allah beri kita kaki, kita jalankan(eh eh?), Allah dah beri kita akal, unless ada yang MR tu ana takleh nak cakap pape la kan… Maka janganlah sekali-kali kita rasakan kita ni tiada guna di dunia ini… itu semua alasan dan hasutan dari syaitan yang tak ingin kiranya potensi diri kita dimanfaatkan kepada orang ramai. Jangan malu, jangan segan, kita bukanlah ingin menunjuk, tetapi kita ingin menyebarkan kebaikan.

Dan janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan di antara kamu bersumpah bahwa mereka (tidak) akan memberi (bantuan) kepada kaum kerabat(nya), orang-orang yang miskin dan orang-orang yang berhijrah pada jalan Allah, dan hendaklah mereka mema'afkan dan berlapang dada.Apakah kamu tidak ingin Allah mengampunimu ?Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (QS. an-Nur:22)

secara konklusinya...

oleh itu marilah kita tingkatkan ibadah kita, mantapkan akhlak, luaskan ilmu dan kenali potensi diri dalam beramal!

 “Manusia yang paling dicintai Allah adalah yang paling bermanfaat”

No comments:

Post a Comment